Friday, August 17, 2012

Mengenal Tumbuhan Saga


Mengenal Daun Saga

Tanaman Saga Adenanthera pavonina, yang juga mempunyai nama lain  AdenantheraScheffer, Adenanthera polita Miq, menyukai pH sedikit asam, dapat tumbuh di seluruh daerah dataran rendah beriklim tropis dengan curah hujan3000-5000 mm per tahun. Pada umumnya tinggi tanaman Saga pohon yang tuabisa mencapai 20-30 m (Gambar 2.1). Saga pohon termasuk tanamandeciduousatau berganti daun setiap tahun. Saga pohon (Adenanthera pavonina)
 Daun majemuk menyirip genap, tumbuh berseling, jumlah anak daunbertangkai 2-6 pasang, helaian daun 6-12 pasang, panjang tangkaimya mencapai 25 cm, daun berwarna hijau muda. Bunga kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan, korola 4-5 helai, benang
sari berjumlah 8-1.Polong berwarna hijau, panjangnya mencapai 15 sampai 20 cm (Gambar 2.4), polong yang tua akan kering dan pecah dengan sendirinya, berwarna coklat kehitaman (Gambar 2.5). Setiap polong berisi 10-12 butir biji. Biji dengan garis tengah 5-6 mm, berbentuk segitiga tumpul, keras dan berwarna merah mengkilap.
Di daerah oriental, Saga pohon dimanfaatkan untuk makanan, obat-obatan,meubel, dan kayu bakar. Bji Saga pohon yang merah terang digunakan untukperhiasan dan kadang-kadang untuk makanan. Di Karibia, pohon SagaAdenanthera pavonina yang memproduksi biji yang merah terang ini dikenal oleh mereka sebagai “tasbih”. Mereka juga menyebutnya biji “Circassian”. Celupanmerah yang mereka peroleh dari kayu tersebut digunakan oleh suku Brahmins untuk menandai dahi mereka sebagai simbol agama.
2.1 Klasifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Mimosoideae
Genus: Adenanthera
Spesies: A. pavonina
Nama binomialAbrus precatorius Saga rambat, saga telik, atau saga areuy (Abrus precatorius) merupakan tumbuhan obat antisariawan populer. Tumbuhan merambat ini, yang berbiji jingga kemerahan, juga biasa disebut sebagai saga sehingga kadang-kadang rancu dengan saga pohon (Adenanthera pavonina)
2.3 Morfologi
Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis. Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan bunga.
Perdu, merambat dan membelit, batang berkayu bercabang, batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hijau kecokelatan. Daun majemuk, berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun bulat telur, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan. Buah polong. Biji bulat telur, warna merah bernoda hitam.
Pada umumnya tinggi tanaman Saga pohon yang tua bisa mencapai 20-30 m. Saga pohon termasuk tanaman deciduous atau berganti daun setiap tahun (International Centre for Research in Agroforestry, 2005). Daun majemuk menyirip genap, tumbuh berseling, jumlah anak daun bertangkai 2-6 pasang, helaian daun 6-12 pasang, panjang tangkaimya mencapai 25 cm, daun berwarna hijau muda. Bunga kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan, korola 4-5 helai, benang sari berjumlah 8-10.
Polong berwarna hijau, panjangnya mencapai 15 sampai 20 cm, polong yang tua akan kering dan pecah dengan sendirinya, berwarna coklat kehitaman. Setiap polong berisi 10-12 butir biji. Biji dengan garis tengah 5-6 mm, berbentuk segitiga tumpul, keras dan berwarna merah mengkilap (Stone, 1970 yang dikutip Topilab, 2005)
2.4 Deskripsi Tanaman
Tanaman perlu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah kering dengan ketinggian sampai 1.000 meter diatas permukaan laut dan ditempat yang agak terlindung. Tinggi tanaman mencapai 2-5 meter dan batangnya kecil.
Tanaman saga termasuk famili Leguminosae. Daun berukuran kecil-kecil berwarna hijau, berbentuk bulat telur menyerupai daun asam jawa  yaitu daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus) dengan panjang 6,025 mm, lebar 3-8 mm, anak daun 8-18 pasang.
Bunga saga termasuk bunga majemuk bentuk tandan, kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupu-kupu berwarna putih dan ungu muda, bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bergerigi, pendek berbulu, benang sari menyatu pada tabung, tangkai sari kurang lebih 1 cm, putik kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap. Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2-5 cm, berwarna hijau setelah tua berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya bulat telur, kecil dan keras.
Kandungan kimia saga: glisirhizin, prekatorina, abrin, trigonelina, kholina, zat beracun toksalbumin glikosida dan hemoglutinin.Daun, batang dan biji A. precatorius mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu batangnya juga mengandung polifenol dan bijinya juga mengandung tain, sedangkan akarnya mengandung alkoloida, saponin dan polifenol.
            Saga rambat mengandung tannin dan toksalbumin sebagai insektisida dan lain-lain. Bervariasinya kandungan bahan aktif dari tanaman yang sama dikarenakan tanaman berasal dari tempat yang berbeda, umur tanaman yang berbeda, jenis tanah berbeda, iklim yang berbeda, waktu panen berbeda dan lainnya. Hal ini mengakibatkan perlunya dilakukan  penelitian khusus lokasi di daerah yang menggunakan pestisida nabati. Tanaman saga punya nama latin Abrus precatorius. Daun saga memiliki kandungan kimia berupa glycyrrhicic acid.  Mempunyai sifat penyejuk pada kulit dan selaput lendir. Mempunyai efek \tivitas ekspektoran yang diyakini karena adanya kandungan glicerin yang memacu sekresi mukosa dari trakea.
2.6 Kandungan Kimia dan Nilai Gizi
Analisa menunjukkan bahwa pada biji Saga pohon (Adenanthera pavonina) memiliki kandungan gizi sebagai berikut.

 Di dalam biji Saga pohon terkandung sejumlah protein yaitu, dapat dinilai dari (29,44 g/100g), lemak (17,99g/100g), dan mineral, diambil dari perbandingan kebiasaan masyarakatmengkonsumsi makanan pokok. Mengandung gula yang rendah (8,2 g/100 g), tajin (41,95g)/100g), dan zat penyusun lainnya adalah karbohidrat.
Kandungan anti nutrisi yaitumethionine dancyst ine , yang merupakanjenis asam amino yang terdapat dalam tingkat yang rendah. Sedangkan total asamyang mengandung lemak, yaitu asamlinoceic danole ic mengandung 70,7%.
Jumlah asam lemak bebas yang terkandung pada Saga pohon relatif tinggi terutama peroksida dan saponification yang terkandung senilai 29,6mEqkg dan 164,1mgKOHg, hal ini menunjukkan suatu kemiripan kandungan minyak pada makanan.
Dapat disimpulkan bahwa biji. Saga pohon menghadirkan suatu sumber potensi minyak dan protein yang bisa mengurangikekurangan sumber proteinnabati.
Daun maupun akar mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan, protein, vitamin A,B1, B6,C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan. Daun, batang dan biji : saponin dan flavonoid. Batang : polifenol. Biji : tannin. Akar : alkaloid, saponin dan polifenol
2.7 Pemanfaatan
Bagian tanaman saga yang dimanfaatkan sebagai insektisida/fungisida adalah biji yang mengandung bahan aktif tanin dan toksalbumin yang daya kerjanya seperti racun ular. Biji dapat diolah sebagai pestisida nabati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggilingnya kemudian diaplikasikan pada OPT.  Biji saga dengan bobot 0,5 gram sudah bersifat racun bila tepungnya bersentuhandg luka pada OPT. Biji berbentuk tepung dicampur dengan tepung terigu pada kosentrasi 5% dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang Sitophilus sp selam tiga bulan. Apabila biji saga diekstrak dengan menggunakan air dan aseton dapat bersifat racun perut bagi serangga seperti nyamuk Aedes aegypti. Di India, biji saga telah digunakan sebagai racun ternak dan manusia (Hart, 1963).
Selain tanin dan toksalbumin, zat racun abrin juga ditemukan pada biji, apabila tertelan akan mudah menyebabkan keracunan dan reaksi racunnya cepat, langsung didistribusikan ke jaringan, seperti sel-sel darah, sel-sel hati dan ginjal (Hart, 1963). Hal tersebut telah diuji pada beberapa hewan seperti tikus dengan dosis 0,02 mg/kg, kuda 200 gram menyebabkan kematia, tetapi pada sapi, kambing dan anjing lebih tahan.
Akar saga oleh sebagian masyarakat di Afrika dan Madagaskar digunakan sebagai racun, sedangkan menurut Riana Savitri (1994) infus daun saga dapat menghambat kuman Saphylacoccus aureus, Streptomycus betahernoliticus, dan S. pneumoniae pada dosis 250 mg/ml; 125 mg/ml; 125 mg/ml dengan diameter zona penghambatan berturut-turut 8,3; 9,4 dan 9,4 mm. Berkhasiat sebagai obat sariawan, obat batuk dan obat radang tenggorokan.
            Daun juga digunakan untuk melengkapi makanan hewan, atau mulched untuk menyuburkan tanaman. Benih dimakan di Melanesia dan Polinesia dan orang-orang di sana menyebutnya sebagai "makanan pohon".  Benih panggang sebelum makan.
            Sebuah bubuk merah terbuat dari kayu juga digunakan sebagai pasta antiseptik. Dalam pengobatan India kuno, biji tanah digunakan untuk mengobati bisul dan radang. Sebuah rebusan daun digunakan untuk mengobati asam urat dan rematik. Kulit digunakan untuk mencuci rambut.